Dr Jeffrey Lang - Perjalanan menuju Islam

 =====//=====//=====//=====//=====//=====//=====

"Profesor.DR. Jeffrey Lang"

(Tak sengaja baca Al-Qur'an, dosen Matematika di Amerika masuk Islam)

"Adam di turunkan ke bumi bukan karena dosa yang di perbuatnya, melainkan karena Allah SWT menginginkan seorang Khalifah di bumi untuk mengatur dan mensejahterahkan alam"


=====//=====//=====//=====//=====//=====//=====//

PROFESOR DOKTOR JEFFREY LANG  adalah seorang profesor di bidang Matematika yang mengajar di sebuah universitas terkemuka di Kansas, AS. Dia bekerja sebagai dosen dan peneliti di universitas tersebut. Gelar master dan doktor matematika di raihnya dari Purdue University pada tahun 1991.


Ia di lahirkan dalam sebuah keluarga penganut agama paham Katolik Roma di Bridge-port. Connecticut, ada 30 Januari 1954. Pendidikan dasar hingga menengah ia jalani di sekolah ber-latar Katolik Roma selama hampir 18 tahun. Selama itu pula, menurut Lang -sebagaimana di tulis dalam catatan hariannya tentang perjalanannya mencari Islam- mengisahkan banyak pertanyaan tak terjawab dalam dirinya, tentang Tuhan dan filosofi ajaran Kristen yang di anut sebelumnya.


"Seperti kebanyakan anak-anak lain di kisaran tahun 1960-an hingga awal 1970-an, saya melewati masa kecil yang penuh keceriaan. Bedanya, pada masa itu saya sudah mulai banyak bertanya tentang nilai-nilai kehidupan, baik secara politik, sosial, maupun ke-agamaan. Bahkan, saya sering bertengkar dengan banyak kalangan, termasuk para pemuka Gereja Katolik," paparnya.


=====//=====//=====//=====//=====//=====//=====//


 Menginjak usia 18 tahun, Lang remaja memutuskan menjadi seorang Atheis. "Jika Tuhan itu ada dan Dia punya belas kasih dan sayang, lalu mengapa ada begitu banyak penderitaan di atas bumi ini? Mengapa Dia tidak masukkan saja semua kedalam surga? Mengapa juga Dia menciptakan orang-orang di atas bumi ini dengan penderitaan?"

Kisah Lang tentang kegelisahan hatinya kala itu. Selama bertahun-tahun pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus menggelayuti pikirannya.


=====//=====//=====//=====//=====//=====//=====//


Pertanyaan tersebut selalu bergelayut di benaknya, hingga suatu saat ia di hadiahi sebuah Al-Qur'an. Ia mendapat hadiah tersebut ketika bekerja sebagai asisten dosen di jurusan Matematika, Universitas San Fransisco. Disanalah, ia menemukan petunjuk bahwa Tuhan itu ada dan nyata dalam kehidupan ini. Petunjuk itu ia dapatkan dari beberapa mahasiswanya yang ber-agama Islam.


Saat pertama kali memberi kuliah di Universitas San Fransisco, Lang bertemu dengan seorang mahasiswa Muslim yang mengambil mata kuliah Matematika. Ia pun langsung akrab dengan mahasiswa itu. Mahmoud Qandeel, nama mahasiswa tersebut, ia berasal dari Arab Saudi.


"Mahmoud, " kata Lang, "Telah memberi banyak masukan kepada saya mengenai Islam."

Menariknya, semua diskusi mereka menyangkut dengan sains dan teknologi. Salah satu pernah di diskusikan Lang dan Qandeel adalah riset kedokteran. Lang di buat terpana oleh jawaban Qandeel, yang di negaranya adalah seorang mayor polisi.

Qandeel menjawab semua pertanyaan dengan sempurna dan dengan menggunakan bahasa inggris yang bagus.


Ketika pihak kampus mengadakan acara perpisahan di luar kampus yang di hadiri oleh semua dosen dan mahasiswa, Qandeel menghadiahi asisten dosen itu sebuah Al-Qur'an dan beberapa buku mengenai Islam.


Atas inisiatifnya sendiri, Lang pun mempelajari isi Al-Qur'an itu. Bahkan, kitab agam Islam tersebut di bacanya hingga tuntas. Dia mengaku kagum dengan Al-Qur'an. Dua juz pertama dalam Al-Qur'an yang dipelajarinya telah membuatnya takjub dan terhipnotis.


"Tiap malam muncul  beraneka macam pertanyaan dalam diri saya. Tapi, entah mengapa, jawabannya segera saya temukan esok harinya. Seakan ada yang membaca pikiran saya dan menuliskannya di setiao baris Al-Qur'an. Saya akan menemukan diri saya di tiap halaman Al-Qur'an," ungkap Lang.


Sebagai seorang pakar dalam bidang Matematika dan dikenal sebagai seorang peneliti, penjelasan yang di dapatkannya dari Al-Qur'an tidak langsung ia percayai begitu saja. Ia meneliti dan menelaah secara lebih mendalam ayat-ayat Al-Qur'an. Ada beberapa ayat yang membuatnya kagum. Ia telah membandingkannya dengan ajaran lamanya. Yaitu, surat Al-Baqarah ayat 30-39 tentang penciptaan Adam.


Dalam bukunya Losing My Religion: A Call for help, Jeffrey Lang secara lengkap menjelaskan pergulatannya dalam memahami ayat 30-39 surah Al-Baqarah tersebut.


"Saya membaca ayat tersebut beberapa kali, namun tak kunjung sanggup menangkap apa maksud Al-Qur'an," ujarnya. "Bagi saya, Al-Qur'an sepertinya sedang menyampaikan sesuatu yang sangat mendasar atau mungkin keliru. Lalu, saya membacanya lagi secara perlahan dan saksama, baris demi baris, untuk memastikan pesan yang disampaikan," lanjutnya.


Ketika membaca surat Al-Baqarah ayat 30, yang artinya: "Dan, Ingatlah ketika TuhanMu berkata kepada Malaikat, 'Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi.' Malaikat berkata, 'Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi, mereka adalah orang-orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Padahal, kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan menyicikan Engkau?' 

Allah berkalam, 'Sesungguhnya, aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."


Menurut Lang, ayat ini sangat mengganggunya . "Saya merasa sangat kesepian. Seakan-akan penulis kitab suci ini telah menarik diri saya ke ruang hampa dan sunyi untuk berbicara langsung dengan saya," ujarnya.


"Saya berpikir, ada kesalahan pada keterangan ayat tersebut. Saya protes. Lalu, saya baca lagi. Saya amati dengan seksama. Sebab, menurut ajaran yang pernah saya dapatkan, diturunkannya Adam ke bumi bukan menjadi Khalifah, tetapi sebagai hukuman lantaran dosa Adam. Namun, dalam Al-Qur'an, tidak ada satu kata pun yang menjelaskan sebab-sebab di turunkan Adam karena perbuatan dosa," jelasnya.


Menurut Lang, pertanyaan yang di utarakannya sama dengan pertanyaan Malaikat yang menyatakan bahwa manusia itu berbuat kerusakan.


"Namun, Saya merasa ada sesuatu yang lain dari keterangan ayat selanjutnya.


Allah menjawab, 'Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'


Jawaban tersebut terkesan sederhana dan enteng, namun mengandung makna yang mendalam," ungkapnya.


Lang menjelaskan, "Dalam Al-Kitab, jawaban Tuhan atas pertanyaan Malaikat di sampaikan tentang hukuman yang di berikan karena berbuat dosa. Penjelasan ini berbeda dengan Al-Qur'an. Al-Qur'an menjawab pertanyaan para Malaikat dengan memperlihatkan kemampuan manusia, pilihan moral, dan bimbingan Illahi.


Allah mengajarkan manusi (Adam) nama-nama benda. "Ayat tersebut menunjukkan kemuliaan dan kemampuan manusia yang tidak diberikan kepada Malaikat," ujarnya.


Bahkan, pada ayat 39 diterangkan, yang artinya: "Adapun orang-orang yang tidak beriman  dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka adalah penghuni neraka dan mereka kekal di dalamnya.".

"Saya merasa ayat ini semakin kuat menyerang saya. Namun, saya semakin percaya akan kebenaran Al-Qur'an dan meyakini agama Islam yang di bawa oleh Muhammad SAW," jelasnya.


=====//=====//=====//=====//=====//=====//=====//


Sekitar tahun 1980-an, belum banyak pelajar Muslim yang menuntut ilmu di Universitas San Fansisco. Sehingga, kalau bertemu dengan mahasiswa Muslim di kampus itu sangat langka.


Ada cerita menarik tatkala Lang sedang menelusuri kampus. Secara tak terduga, ia menemukan sebuah ruangan kecil di lantai bawah sebuah gereja. Ruang tersebut rupanya di pakai oleh beberapa mahasiswa untuk menunaikan Shalat lima waktu.


Kepalanya dipenuhi tanda tanya dan rasa ingin tahu. Dia pun memituskan masuk ke tempat Shalat tersebut.


Waktu itu, bertepatan dengan waktu Shalat Zuhur. Oleh para mahasiswanya, dia pun di ajak Shalat berjama'ah. Dia persis di belakang salah seorang mahasiswa dan mengikuti setiap gerakannya.


Setelah Shalat, Lang lalu  berdiskusi tentang masalah agama dengan para mahasiswa Muslim ini, termasuk semua pertanyaan yang selama ini tersimpan dalam kepalanya.


"Sungguh luar biasa, saya benar-benar terkejut dengan cara mereka menjelaskan. Masuk akal dan mudah di cerna. Ternyata jawabannya ada dalam ajaran Islam," tuturnya.


Sejak saat itu, Lang pun memutuskan masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat Syahadat. Dia menjadi seorang mualaf pada awal 1980. Ia mengaku bahwa dengan menjadi seorang Muslim, banyak kepuasan batin yang di dapatkannya.


"Dengan cara seperti itulah saya bekerja. Adakalanya, saya frustasi ketika ingin mencari sesuatu, tapi tidak mendapatkan jawaban konkret. Namun dengan Islam, semuanya rasional, masuk akal, dan mudah di cerna," tukasnya.


Prof. Lang saat ini di tunjuk fakultasnya sebagai pembina Organisasi Asosiasi Mahasiswa Islam guna menjembatani para pelajar muslim dengan pihak Universitas. Tak hanya itu, dia bahkan di tunjuk untuk memberikan mata kuliah agam Islam oleh pihak rektorat.


Ia menikah dengan seorang perempuan Arab Saudi bernama Raika pada tahun 1994. Mereka di karuniai tiga anak, yakni Jameelah, Sarah, dan Fattin. Selain menulis beberapa buku Islam bidang Matematika, dia juga telah menulis beberapa buku Islam yang menjadi rujukan komunitas Muslim Amerika. Even Angels ask: A Journey to Islam in Amerikca adalah salah satu buki best seller-nya. Dalam buku itu, dia menulis kisah perjalanan spiritualnya hingga memeluk agama Islam.


Beberapa Tahun belakangan ini, Lang aktif pada banyak kehiatan Islami dan dia merupakan pembicara inspirasional yang paling terkenal di sebuah organisasi pendidikan bernama MECCA CENTRIC.  Disana, dia melayani konsultasi segala sesuatu tentang Islam ataupun kegiatan kepemudaan. 



NB

Itulah kisah inspiratif yang menceritakan tentang seseorang yang mendapatkan hidayah dan menemukan kedamaian hidup di dalam Islam, semoga dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita semua, agar kita selalu bersyukur atas nikmat Iman dan Islam yang telah di berikan.


Wallahu A'lam Bhisowab..,



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bekam Sunnah (Home Care)

ABRA BEE (Madu Murni 100%)

LZ De'amour Skincare