12). Nabi Ayyub AS
=====//=====//=====//=====//=====//=====//=====
"Nabi Ayub A.S"
"Nabi Ayub As dikenal khalayak umum karena kesabarannya dalam menghadapi ujian.,,"
=====//=====//=====//=====//=====//=====//=====//
Berkata salah seorang malaikat kepada kawan-kawannya yang lagi berkumpul berbincang tentang tingkah-laku makhluk Allah,.
jenis manusia di atas bumi:
"Aku tidak melihat seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih baik dari hamba Allah Ayyub".
Ia adalah seorang mukmin sejati ahli ibadah yang tekun. Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan yang diberikan oleh Allah kepadanya, ia memberikan sebagian hartanya untuk menolong orang-orang yang memerlukan kepada para fakir miskin. Hari-harinya terisi penuh dengan ibadah, sujud kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan kepadanya."
Para kawanan malaikat yang mendengarkan kata-kata pujian dan sanjungan untuk diri Ayyub mengakui kebenaran itu, bahkan masing-masing menambahkan lagi dengan menyebut beberapa sifat dan tabiat yang lain yang ada pada diri Ayyub.
Percakapan para malaikat yang memuji-muji Ayyub itu didengar oleh Iblis yang sedang berada tidak jauh dari tempat mereka berkumpul. Iblis merasa panas hati dan jengkel mendengar kata-kata pujian bagi seseorang dari keturunan Adam, ia telah bersumpah akan menyesatkan keturunan Nabi Adam, Ia tidak rela melihat seorang dari anak cucu anak Nabi Adam menjadi seorang mukmin yang baik, ahli ibadah yang tekun dan melakukan amal soleh sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah.
Pergilah Iblis mendatangi Ayyub untuk menyatakan sendiri sampai sejauh mana kebenaran kata-kata pujian para malaikat itu kepada diri Ayyub.
Ternyata memang benar Ayyub patut mendapat segala pujian itu. Ia mendatangi Ayyub bergelimangan dalam kenikmatan duniawi, tenggelam dalam kekayaan yang tidak ternilai besarnya, mengepalai keluarga yang besar yang hidup rukun, damai dan bakti.
Ia mendapati Ayyub tidak ter-silau matanya oleh kekayaan yang ia miliki dan tidak tergoyahkan imannya oleh kenikmatan duniawinya. Siang dan malam ia sentiasa menemui Ayyub berada di mihrabnya melakukan shalat, sujud dan tasyakur kepada Allah atas segala pemberian-Nya.
Bibirnya tidak berhenti menyebut nama Allah, berzikir, bertasbih dan bertahmid. Ayyub ditemuinya sebagai seorang yang penuh kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah yang lemah, yang lapar diberinya makan, yang telanjang diberinya pakaian, yang bodoh diajar dan dipimpin dan yang salah ditegur.
Iblis gagal dalam usahanya memujuk Ayyub. Telinga Ayyub pekak terhadap segala bisikannya dan fitnahannya dan hatinya yang sudah penuh dengan iman dan takwa tidak ada tempat lagi bagi bibit-bibit kesesatan yang ditaburkan oleh Iblis.
Cinta dan taatnya kepada Allah merupakan benteng yang ampuh terhadap serangan Iblis dengan peluru kebohongan dan pemutar-balikan kebenaran yang semuanya mental tidak mendapatkan sasaran pada diri Ayyub.
Akan tetapi Iblis tidak berputus asa,.
Ia pergi menghadapi kepada Allah untuk menghasut. Ia berkata :
"Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub yang menyembah dan memuji-muji-Mu, bertasbih dan bertahmid menyebut nama-Mu, ia tidak berbuat demikian seikhlas dan setulus hatinya kerana cinta dan taat pada-Mu. Ia melakukan itu semua dan berlaku sebagai hamba yang soleh tekun beribadah kepada-Mu hanya kerana takut akan kehilangan semua kenikmatan duniawi yang telah Engkau karuniakan kepadanya. Ia takut, jika ia tidak berbuat demikian, bahwa engkau akan mencabut daripadanya segala nikmat yang telah ia peroleh berupa puluhan ribu hewan ternak, beribu-ribu hektar tanah ladang, berpuluh-puluh hamba sahaya dan pembantu serta keluarga dan putra-putri yang soleh dan bakti.
Tidakkah semuanya itu patut disyukuri untuk tidak terlepas dari kepemilikannya dan habis terkena musibah? Di samping itu Ayyub masih mengharapkan agar kekayaannya bertambah menjadi berlipat ganda. Untuk tujuan dan maksud itulah Ayyub mendekatkan diri kepada-Mu dengan ibadah dan amal-amal solehnya dan andai kata ia terkena musibah dan kehilangan semua yang ia miliki, nescaya ia akan mengubah sikapnya dan akan melalaikan kewajibannya beribadah kepada-Mu."
Allah berfirman kepada Iblis :
"Sesungguhnya Ayyub adalah seorang hamba-Ku yang sangat taat kepada-Ku, ia seorang mukmin sejati, apa yang ia lakukan untuk mendekati dirinya kepada-Ku adalah semata-mata didorong oleh iman yang teguh dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan takwa yang telah meresap di dalam lubuk hatinya serta menguasai seluruh jiwa raganya tidak akan tergoyah oleh perubahan keadaan duniawinya.
Cintanya kepada-Ku yang telah menjiwai amal ibadah dan kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi kurang, musibah apa pun yang akan melanda dalam dirinya dan harta kekayaannya. Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa apa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya bertambah berlipat ganda. Ia bersih dari semua tuduhan dan prasangkamu.
Engkau memang tidak rela melihat hamba-hamba-Ku anak cucu Adam berada di atas jalan yang benar, lurus dan tidak tersesat. Dan untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan kebulatan imannya kepada-Ku dan kepada takdir-Ku, Aku izinkan engkau untuk mencoba menggodanya serta memalingkannya daripada-Ku.
Kerahkanlah pembantu-pembantumu menggoda Ayyub melalui harta kekayaannya dan keluarganya. Coba binasakanlah harta kekayaannya dan cerai-beraikanlah keluarganya yang rukun dan bahagia itu dan lihatlah sampai di mana kemampuanmu menyesatkan dan merusakkan iman hamba-Ku itu."
Di kumpulkanlah oleh Iblis syaitan-syaitan, pembantunya, diberitahukan bahwa ia telah mendapatkan izin dari Tuhan untuk menggoda Ayyub, merusak aqidah dan imannya dan memalingkannya dari Tuhannya yang ia sembah dengan sepenuh hati dan keyakinan.
Jalannya ialah dengan memusnahkan harta kekayaannya sehingga ia menjadi seorang yang biasa dan miskin, mencerai-beraikan keluarganya sehingga ia menjadi sebatang kara tidak berkeluarga, Iblis berseru kepada pembantu-pembantunya itu agar melaksanakan tugas penyesatan Ayyub sebaik-baiknya dengan segala daya dan siasat apa saja yang mereka dapat lakukan.
Dengan berbagai cara gangguan, akhirnya berhasil-lah kawanan syaitan itu menghancurkan, meluluhkan kekayaan Ayyub, yang dimulai dengan hewan-hewan ternaknya yang bergelimpangan mati satu persatu sehingga habis tak tersisa, kemudian disusul ladang-ladang dan kebun-kebun tanamannya yang rusak menjadi kering dan gedung-gedungnya yang terbakar habis dimakan api, sehingga dalam waktu yang sangat singkat sekali Ayyub yang kaya-raya tiba-tiba menjadi seorang yang miskin tidak memiliki selain hatinya yang penuh iman dan takwa serta jiwanya yang besar.
Setelah berhasil menghabiskan kekayaan dan harta milik Ayyub datanglah Iblis kepadanya menyerupai sebagai seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman dan berkata:
"Sesungguhnya musibah yang menimpa dirimu sangat dahsyat sekali sehingga dalam waktu yang begitu sempit telah habis semua kekayaanmu dan hilang semua harta kekayaan milikmu. Kawan-kawanmu merasa, sedih sedang musuh-musuhmu bersenang hati dan gembira melihat penderitaan yang engkau alami akibat musibah yang melanda kekayaan dan harta milikmu.
Mereka bertanya-tanya, gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa musibah yang hebat itu yang menjadikannya dalam sekejap mata kehilangan semua harta miliknya. Sementara orang dari mereka berkata bahwa mungkin kerana Ayyub tidak ikhlas dalam ibadah dan semua amal kebajikannya dan ada yang berkata bahwa, andaikan Allah Tuhan Ayyub benar-benar berkuasa, niscaya Dia dapat menyelamatkan Ayyub dari malapetaka.
mengingat bahwa ia telah menggunakan seluruh waktunya beribadah dan berzikir, tidak pernah melanggar perintah-Nya.
ada Seseorang menggunjing dengan mengatakan bahwa mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan, kerana ia tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat menyedihkan itu. Aku Pun menaruh simpati
Hai Ayyub, Aku turut bersedih hati dan berdukacita atas nasib yang buruk yang engkau telah alami."
Iblis yang menyerupai sebagai orang tua itu - mengakhiri kata-kata hasutannya seraya memperhatikan wajah Ayyub yang tetap tenang berseri-seri tidak menampakkan tanda-tanda kesedihan atau penyesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan kata-kata racunnya itu.
Nabi Ayyub berkata kepadanya:
"Ketahuilah bahwa apa yang aku telah miliki berupa harta benda, gedung-gedung, tanah ladang dan hewan ternak serta lain-lainnya, semua itu adalah barang titipan Allah yang diminta-Nya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan memanfaatkannya sepanjang masa atau ibarat barang pinjaman yang diminta kembali oleh tuannya, jika saatnya telah tiba, Maka segala syukur dan puji bagi Allah yang telah memberikan kurniaan-Nya kepadaku dan mencabutnya kembali pula dari siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa saja yang Dia suka.
Dia adalah yang Maha Kuasa mengangkat derajat seseorang atau menurunkannya menurut kehendak-Nya. kami sebagai hamba-hamba makhluk-Nya yang lemah patut berserah diri kepada-Nya dan menerima segala qadha' dan takdir-Nya yang kadang kala kami belum dapat mengerti dan menangkap hikmah yang terkandung dalam qadha' dan takdir-Nya."
Setelah Nabi Ayub berkata kepada Iblis yang sedang duduk tercengang di depannya,.
menyungkurlah Ayyub bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala dosa dan keteguhan iman serta kesabaran atas segala cubaan dan ujian-Nya.
Iblis segera meninggalkan rumah Ayyub dengan rasa kecewa bahwa racun hasutannya tidak termakan oleh hati hamba Allah yang bernama Ayyub itu. Akan tetapi Iblis tidak akan pernah berputus asa melaksanakan sumpah yang ia telah nyatakan di hadapan Allah dan malaikat-Nya bahwa ia akan berusaha menyesatkan Bani Adam di mana saja mereka berada.
Iblis berencana melanjutkan usaha gangguan dan godaannya kepada Ayyub lewat penghancuran keluarganya yang sedang hidup rukun, damai dan saling hidup cinta mencintai dan harga menghargai.
Iblis datang lagi menghadap kepada Tuhan dan meminta izin meneruskan usahanya mencoba Ayyub.
Berkata Iblis kepada Tuhan:
"Wahai Tuhan, Ayyub tidak termakan oleh hasutanku dan sedikit pun tidak goyah iman dan aqidahnya kepada-Mu meski pun ia sudah kehilangan semua kekayaannya dan kembali hidup biasa dan miskin kerana ia masih mempunyai putera-putera yang cekap yang dapat ia andalkan untuk mengembalikan semua yang hilang itu dan menjadi sandaran serta tumpuan hidupnya di hari tuanya.
Menurut perkiraanku, Ayyub tidak akan bertahan jika musibah yang mengenai harta kekayaannya mengenai keluarganya pula, apa lagi bila ia sangat sayang dan mencintai, maka izinkanlah aku mencoba kesabarannya dan keteguhannya kali ini melalui godaan yang akan aku lakukan terhadap keluarganya dan putra-putrinya yang ia sangat sayang dan cintai itu."
Allah mengabulkan permintaan Iblis itu dan berfirman:
"Aku mengizinkan engkau mencoba sekali lagi menggoyahkan hati Ayyub yang penuh iman, tawakal dan kesabaran tiu dengan caramu yang lain, namun ketahuilah bahwa engkau tidak akan berhasil mencapai tujuanmu melemahkan iman Ayyub dan menipiskan kepercayaannya kepada-Ku."
Iblis lalu pergi bersama pembantu-pembantunya menuju tempat tinggal putra-putri Ayyub,.
Di suatu gedung yang penuh dengan sarana-sarana kemewahan dan kemegahan, lalu digoyangkanlah gedung itu hingga roboh berantakan dan menimbuni seluruh penghuninya.
Kemudian cepat-cepatlah pergi Iblis mengunjungi Ayyub di rumahnya, menyerupai sebagai seorang dari kawan-kawan Ayyub, yang datang menyampaikan takziah dan menyatakan turut berdukacita atas musibah yang menimpa putranya. Ia berkata kepada Ayyub dalam takziahnya:
"Hai Ayyub, sudahkah engkau melihat putra-putrimu yang mati tertimbun di bawah runtuhan gedung yang roboh akibat gempa bumi?
Wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima ibadahmu selama ini dan tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal solehmu dan sujud rukukmu siang dan malam."
Mendengar kata-kata Iblis, menangislah Ayyub tersedu-sedu seraya berucap:
"Allahlah yang memberi dan Dia pulalah yang mengambil kembali. Segala puji bagi-Nya, Tuhan yang Maha Pemberi dan Maha Pencabut."
Iblis keluar meninggalkan Ayyub dalam keadaan bersujud munajat dengan rasa jengkel dan marah kepada dirinya sendiri kerana telah gagal untuk kedua kalinya memujuk dan menghasut Ayyub.
Iblis pergi menghadap Tuhan dan berkata:
"Wahai Tuhan, Ayyub sudah kehilangan semua harta benda dan seluruh kekayaannya dan hari ini ia ditinggalkan oleh putra-putrinya yang mati terbunuh di bawah reruntuhan gedung yang telah kami hancurkan, namun ia masih tetap dalam keadaan mentalnya yang kuat dan sehat.
Ia hanya menangis tersedu-sedu namun hatinya, jiwanya, iman dan kepercayaannya kepada-Mu tidak tergoyah sama sekali. Izinkan aku mencobanya kali ini mengganggu kesehatan dan kekuatan fisiknya, kerana jika ia sudah jatuh sakit dan kekuatannya menjadi lumpuh, nescaya ia akan mulai malas melakukan ibadah dan lama-kelamaan akan melalaikan kewajibannya kepada-Mu dan menjadi lunturlah iman dan akidahnya."
Allah tetap menentang Iblis bahwa ia tidak akan berhasil dalam usahanya menggoda Ayyub walau bagaimana pun besarnya musibah yang ditimpakan kepadanya dan bagaimanapun beratnya cobaan yang dialaminya.
Kerana Allah telah menetapkan dia menjadi teladan kesabaran, keteguhan iman dan ketekunan beribadah bagi hamba-hamba-Nya. Allah berfirman kepada Iblis:
"Bolehlah engkau mencoba lagi usahamu mengganggu kesehatan badan dan kekuatan fisik Ayyub. Aku akan lihat sejauh mana kepandaianmu mengganggu dan menghambat pilihan-Ku ini."
Iblis lalu memerintahkan kepada anak buahnya agar menaburkan benih-benih baksil penyakit ke dalam tubuh Ayyub.
Baksil-baksil yang ditaburkan itu segera mengganyang kesihatan Nabi Ayyub yang menjadikan ia menderita berbagai penyakit, demam, panas, batuk dan lain-lain sehingga menyebabkan badannya makin lama makin kurus, tenaganya makin lemah dan wajahnya menjadi pucat tidak berdarah dan kulitnya menjadi berbintik-bintik.
Nabi Ayyunmb akhirnya dijauhi oleh orang-orang di kampungnya dan oleh kawan-kawan dekatnya, kerana penyakit Ayyub dapat menular dengan cepat kepada orang-orang yang menyentuhnya atau mendekatinya.
Ia menjadi terasing daripada pergaulan orang di tempatnya dan hanya istrinya yang tetap mendampinginya, merawatnya dengan penuh kesabaran dan rasa kasih sayang, melayani segala keperluannya tanpa mengeluh atau menunjukkan tanda kesal hati dari penyakit suaminya yang tidak kunjung sembuh itu.
Iblis memperhatikan Ayyub dalam keadaan yang sudah amat parah itu tidak meninggalkan adat kebiasaannya, ibadahnya, zikirnya, ia tidak mengeluh, tidak bergaduh, ia hanya menyebut nama Allah memohon ampun dan lindungan-Nya bila ia merasakan sakit.
Iblis merasa kesal hati dan jengkel melihat ketabahan hati Ayyub menanggung derita dan kesabarannya menerima berbagai musibah dan ujian.
Iblis kehabisan akal, tidak tahu apa usaha lagi yang harus diterapkan untuk mencapai tujuan merusak aqidah dan iman Nabi Ayyub.
Ia lalu meminta bantuan pikiran dari para kawan-kawan pembantunya, apa yang harus dilakukan lagi untuk menyesatkan Ayyub setelah segala usahanya gagal tidak mencapai sasarannya.
Bertanya mereka kepadanya:
"Di manakah kepandaianmu dan tipu dayamu yang ampuh serta kepiawaianmu menyebar benih was-was dan ragu ke dalam hati manusia yang biasanya tidak pernah sia-sia?"
Seorang pembantu lain berkata:
"Engkau telah berhasil mengeluarkan Adam dari surga, bagaimanakah engkau lakukan itu semuanya sampai berhasilnya tujuanmu itu?"
"Dengan memujuk isterinya", jawab Iblis.
"Jika demikian" berkata syaitan itu kembali, "Laksanakanlah siasat itu dan terapkanlah terhadap Ayyub, hembuskanlah racunmu ke telinga isterinya yang tampak sudah agak kesal merawatnya, namun masih tetap patuh dan setia."
"Benarlah dan tepat fikiranmu itu," kata Iblis,
"Hanya tinggal itulah satu-satu jalan yang belum aku coba. Pasti kali ini dengan cara menghasut istrinya aku akan berhasil melaksanakan akan maksudku selama ini."
Dengan rencana barunya pergilah Iblis mendatangi istri Ayyub, menyamar sebagai seorang kawan lelaki yang rapat dengan suaminya. Ia berkata kepada isteri Ayyub:
"Apa khabar dan bagaimana keadaan suamimu sejauh ini?"
Seraya mengarahkan jari telunjuknya ke arah suaminya, berkata isteri Ayyub kepada Iblis itu, tamunya:
"Beliau terbaring setiap hari, namun mulutnya tidak henti-hentinya berzikir menyebut nama Allah. Beliau masih berada dalam keadaan sakit"
Kata-kata isteri Ayyub itu menimbulkan harapan bagi Iblis bahwa ia kali ini akan berhasil maka diingatkanlah istri Ayyub akan masa mudanya di mana ia hidup dengan suaminya dalam keadaan sehat, bahagia dan makmur dan dibawakannya kenang-kenangan dan kemesraan.
Kemudian keluarlah Iblis dari rumah Ayyub meninggalkan istri Ayyub duduk termenung seorang diri, mengenangkan masa lampaunya, masa kejayaan suaminya dan kesejahteraan hidupnya, membanding-bandingkannya dengan masa di mana berbagai penderitaan dan musibah dialaminya, yang dimulai dengan musnahnya kekayaan dan harta-benda, disusul dengan kematian putranya, dan kemudian yang terakhir diikuti oleh penyakit suaminya yang parah yang sangat menjemukan itu.
Isteri Nabi Ayyub merasa kesepian berada di rumah sendirian bersama suaminya yang terbaring sakit, tiada sahabat tiada kerabat, tiada taulan, semua menjauhi mereka karena khawatir ter-jangkit penyakit kulit Ayyub yang menular dan menjijikkan itu.
Seraya menarik nafas panjang datanglah istri Ayyub mendekati suaminya yang sedang menderita kesakitan dan berbisik-bisik kepadanya berkata:
"Wahai suamiku, sampai dimana engkau tersiksa oleh Tuhanmu ini? Di manakah kekayaanmu, putra-putrimu, sahabat-sahabatmu dan kawan-kawan terdekatmu? Oh, alangkah syahdunya masa lampau kami, usia muda, badan sehat, sarana kebahagiaan dan kesejahteraan hidup tersedia dikelilingi oleh keluarga dan terulang kembali masa yang manis itu? Mohonlah wahai Ayyub dari Tuhanmu, agar kami dibebaskan dari segala penderitaan dan musibah yang berpanjangan ini."
Berkata Ayyub menjawab keluhan isterinya:
"Wahai istriku, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa yang lalu, menangisi anak-anak kita yang telah mati diambil oleh Allah dan engkau minta aku memohon kepada Allah agar kami dibebaskan dari kesengsaraan dan penderitaan yang kami alami masa kini.
Aku hendak bertanya kepadamu, berapa lama kami tidak menikmati masa hidup yang mewah, makmur dan sejahtera itu?" "Delapan puluh tahun", jawab isteri Ayyub.
"Lalu berapa lama kami telah hidup dalam penderitaan ini?" tanya lagi Ayyub. "Tujuh tahun", jawab si istri.
"Aku malu", Ayyub melanjutkan jawabannya," memohon dari Allah membebaskan kami dari kesengsaraan dan penderitaan yang telah kami alami belum sepanjang masa kejayaan yang telah Allah karuniakan kepada kami. Kiranya engkau telah termakan hasutan dan bujukan syaitan, sehingga mulai menipis imanmu dan berkesal hati menerima taqdir dan hukum Allah.
Tunggulah Pahalamu kelak jika aku telah sembuh dari penyakitku dan kekuatan badanku pulih kembali. Aku akan mencambukmu seratus kali.
Dan sejak detik ini aku haramkan diriku makan dan minum dari tanganmu atau menyuruh engkau melakukan sesuatu untukku. Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini sampai Allah menentukan taqdir-Nya."
Setelah ditinggalkan oleh istrinya yang diusir, maka Nabi Ayyub tinggal seorang diri di rumah, tiada sanak saudara, tiada anak dan tiada isteri. Ia bermunajat kepada Allah dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih sayang-Nya.
Nabi Ayyub berdoa:
"Wahai Tuhanku, aku telah diganggu oleh syaitan dengan kepayahan dan kesusahan serta ujian dan Engkaulah wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."
Allah menerima doa Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman serta berhasil memenangkan perjuangannya melawan hasutan dan bujukan Iblis. Allah mewahyu-kan firman kepadanya:
"Hantamkan-lah kakimu ke tanah. Dari situ air akan memancar dan dengan air itu engkau akan sembuh dari semua penyakitmu dan akan pulih kembali kesehatan dan kekuatan badanmu jika engkau gunakan-nya untuk minum dan mandi-mu."
Dengan izin Allah setelah dilaksanakan petunjuk Illahi itu, sembuh-lah segera Nabi Ayyub dari penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi kering dan segala rasa pedih hilang, seolah-olah tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan kembali menampakkan lebih sehat dan lebih kuat daripada sebelum ia menderita.
jauh dari pada itu istrinya yang telah diusir dan meninggalkan dia seorang diri di tempat tinggal yang terasing, jauh dari jiran, jauh dari keramaian kota, merasa tidak sampai hati lebih lama berada jauh dari suaminya, namun ia hampir tidak mengenalnya kembali, karena bukanlah Nabi Ayyub yang ditinggalkan sakit itu yang berada di depannya, melainkan Nabi Ayyub yang muda belia, segar bugar, sehat wal afiat seakan-akan tidak pernah sakit dan menderita.
Ia segera memeluk suaminya seraya bersyukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya mengembalikan kesehatan suaminya bahkan lebih baik daripada keadaan asalnya.
Nabi Ayyub telah bersumpah sewaktu ia mengusir isterinya akan mencambuknya seratus kali bila ia sudah sembuh. Ia merasa wajib melaksanakan sumpahnya itu, namun merasa kasihan kepada istrinya yang sudah menunjukkan kesetiaannya di dalam segala duka dan deritanya.
Ia bingung, hatinya terombang-ambing oleh dua perasaan, ia merasa berkewajiban melaksanakan sumpahnya, tetapi istrinya yang setia dan bakti itu tidak patut menjalani hukuman yang seberat itu.
Akhirnya Allah memberi jalan keluar baginya dengan firman-Nya:
"Hai Ayyub, ambillah dengan tanganmu seikat rumput dan cambuklah istrimu dengan rumput itu seratus kali sesuai dengan sumpahmu, sehingga dengan demikian tertebuslah sumpahmu."
Nabi Ayyub dipilih oleh Allah sebagai Nabi dan teladan yang baik bagi hamba-hamba_Nya dalam hal kesabaran dan keteguhan iman sehingga kini nama Nabi Ayyub disebut orang sebagai simbol kesabaran.
Orang menyatakan , si Fulan memiliki kesabaran Ayyub dan sebagainya. Dan Allah telah membalas kesabaran dan keteguhan iman Nabi Ayyub bukan saja dengan memulihkan kembali kesehatan badannya dan kekuatan fisiknya kepada keadaan seperti masa mudanya, bahkan dikembalikan pula kebesaran duniawi-nya dan kekayaan harta-bendanya dengan berlipat ganda.
Juga kepadanya dikaruniakan lagi putra-putri sebanyak yang telah hilang dan mati dalam musibah yang ia telah alami.
Demikianlah rahmat Tuhan dan karunia-Nya kepada Nabi Ayyub yang telah berhasil melalui masa ujian yang berat dengan penuh sabar, tawakal dan beriman kepada Allah.
Kisah Ayyub di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah Shaad ayat 41 sehingga ayat 44 dan surah Al-Anbiaa' ayat 83 dan 84.
Masya Allah, Tabarakallah atas nikmat sabar, nikmat iman dan Islam yg telah di contoh Nabi Ayyub As.,
semoga menjadi pelajaran penting bagi kita semua.,
Wallahu Alam bishowab..,
Komentar
Posting Komentar