13). Nabi Syu'aib AS

 =====//=====//=====//=====//=====//=====//=====

"Nabi Syuaib A.S"



"Nabi Syuaib di utus oleh Allah SWT  untuk penduduk madyan yang sering melakukan kecurangan dalam hal apapun"


=====//=====//=====//=====//=====//=====//=====//

Kaum Madyan, kaumnya Nabi Syu'aib, adalah segolongan bangsa Arab yang tinggal di sebuah daerah bernama "Ma'an" di pinggir negeri Syam.


Mereka terdiri dari orang-orang kafir tidak mengenal Tuhan Yang Maha Esa. Mereka menyembah kepada "Aikah" iaitu sebidang padang pasir yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanam-tanaman. Cara hidup dan istiadat mereka sudah sangat jauh dari ajaran agama dan pengajaran Nabi-nabi sebelum Nabi Syu'aib a.s.


Kemungkaran, kemaksiatan dan tipu menipu dalam pergaulan merupakan perbuatan dan perilaku yang lumrah dan rutin. Kecurangan dan perkhianatan dalam hubungan dagang seperti pemalsuan barang, pencurian dalam takaran dan timbangan menjadi ciri yang sudah sehati dengan diri mereka.


Para pedagang dan petani kecil selalu menjadi korban permainan para pedagang-pedagang besar dan para pemilik modal, sehingga dengan demikian yang kaya makin bertambah kekayaannya, sedangkan yang lemah semakin merosot modalnya dan semakin melarat hidupnya.


Sesuai dengan sunnah Allah sejak Nabi Adam diturunkan ke bumi bahwa dari waktu ke waktu bila manusia sudah melupakan kepada-Nya dan sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran Nabi-nabi-Nya, dan bila Iblis serta setan sudah menguasai sesuatu masyarakat dengan ajaran dan tuntutannya yang menyesatkan maka Allah mengutus seorang Rasul dan Nabi untuk memberi penerangan serta tuntutan kepada mereka agar kembali ke jalan yang lurus dan benar, jalan iman dan tauhid yang bersih dari segala kesyirikan dan persembahan yang bathil.


Kepada kaum Madyan diutus-lah oleh Allah seorang Rasul iaitu Nabi Syu'aib, seorang daripada mereka sendiri, sedarah dan sedaging dengan mereka. Ia mengajak mereka meninggalkan persembahan kepada Aikah, sebuah benda mati yang tidak bermanfaat atau bermudharat dan sebagai gantinya melakukan persembahan dan sujud kepada Allah Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi termasuk sebidang tanah yang mereka puja sebagai tuhan mereka.


Nabi Syu'aib kepada mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan dan kelakuan-kelakuan yang dilarang oleh Allah serta membawa kerugian bagi sesama manusia serta mengakibat kerusakan dan kebinasaan masyarakat. Mereka diajak agar berlaku adil dan jujur terhadap diri sendiri dan terutama terhadap orang lain, meninggalkan perkhianatan dan kezaliman serta perbuatan curang dalam hubungan dagang, perampasan hak milik seseorang dan penindasan terhadap orang-orang yang lemah dan miskin.


Di ingatkan oleh Nabi Syu'aib akan nikmat Allah dan karunia-Nya yang telah memberi mereka tanah subur serta sarana-sarana kemakmuran yang berlimpah-limpah dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan anak cucu yang pesat. Semuanya itu menurut seruan Nabi Syu'aib, patut diimbangi dengan rasa bersyukur dan bersembah kepada Allah Maha Pencipta yang akan melipat gandakan nikmat dan karunia-Nya kepada orang-orang yang beriman dan bersyukur.


Di ingatkan pula Nabi Syu'aib bahwa mereka tidak mau sadar dan kembali kepada jalan yang benar mengikuti ajaran dan perintah Allah yang dibawanya, niscaya Allah akan mencabut nikmat dan karunia-Nya kepada mereka, bahkan akan menurunkan azabnya atas mereka di dunia selain siksa dari azab yang menanti mereka kelak di akhirat bila di bangkitkan kembali dari kubur.


Kepada mereka Nabi Syu'aib di kisahkan siksa dan azab yang diturunkan oleh Allah terhadap kaum Nuh, kaum Hud, kaum Saleh dan paling dekat kaum Luth yang ke semua telah menderita dan menjadi binasa akibat kekafiran, keangkuhan dan keengganan mereka mengikuti ajaran serta tuntutan Nabi-nabi yang diutus Allah kepada Mereka.


Diingatkan oleh Nabi Syu'aib agar mereka ber-iktibar dan ingat bahwa mereka akan mengalami nasib yang telah dialami oleh kaum-kaum itu jika mereka tetap melakukan persembahan yang bathil serta tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk dan jahat.


Dakwah dan ajakan Nabi Syu'aib disambut oleh mereka terutama penguasa, pembesar serta orang-orang kaya dengan ejekan dan olok-olok. Mereka berkata: 

"Adakah kerana sholatmu, engkau memerintahkan kami menyembah selain apa yang telah kami sembah sepanjang hayat kami. Persembahan mana pula telah dilakukan oleh nenek moyang kami dan diwariskan kepada kami. Dan apakah juga karena sholatmu engkau menganjurkan kami meninggalkan cara-cara hidup sehari-hari yang nyata telah membawa kemakmuran dan kebahagian bagi kami bahkan sudah menjadi adat istiadat kami turun temurun.


Sungguh kami tidak mengerti apa tujuanmu dan apa maksudmu dengan ajaran-ajaran baru yang engkau bawa kepada kami. Sungguh kami menyaksikan kesempurnaan akalmu dan kebersihan pikiranmu!"


Ejekan dan olok-olok mereka didengar dan diterima oleh Syu'aib dengan kesabaran dan kelapangan dada. Ia sesekali tidak menyambut kata-kata kasar mereka dengan marah atau membalasnya dengan kata-kata yang kasar pula. Ia bahkan makin bersikap lemah lembut dalam dakwahnya dengan menggugah hati nurani dan akal mereka supaya memikirkan dan merenungkan apa yang dikatakan dan dinasihatkan kepada mereka.


Dan sesekali ia menonjolkan hubungan darah dan kekeluargaannya dengan mereka, sebagai jaminan bahwa ia menghendaki perbaikan bagi hidup mereka di dunia dan akhirat dan bukan sebaliknya. Ia tidak mengharapkan sesuatu balas jasa atas usaha dakwahnya. Ia tidak pula memerlukan kedudukan atau menginginkan kehormatan bagi dirinya dari kaumnya. Ia akan cukup merasa puas jika kaumnya kembali kepada jalan Allah, masyarakatnya akan menjadi masyarakat yang bersih dari segala kemaksiatan dan adat-istiadat yang buruk.


Ia akan menerima upahnya dari Allah yang telah mengutusNya sebagai rasul yang dibebani amanat untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kaumnya sendiri.


Kaum Syu'aib akhirnya merasa jengkel dan jemu melihat Nabi Syu'aib tidak henti-hentinya berdakwah, bertabligh pada setiap kesempatan dan di mana saja ia menemui orang berkumpul. Penghinaan dan ancaman di lontarkan kepada Nabi Syu'aib.


Para pengikutnya pun akan diusir dan akan dikeluarkan dari Madyan jika mereka tidak mau menghentikan dakwahnya atau tidak mau mengikuti agama adn cara-cara hidup mereka.


Berkata mereka kepada Nabi Syu'aib dengan nada mengejek:

"Kami tidak mengerti apa yang kamu katakan. Nasihat-nasihatmu tidak mempunyai tempat di dalam hati dan kalbu kami. Engkau adalah seorang yang lemah fisiknya, rendah kedudukan dalam pergaulan maka tidak mungkin engkau dapat mempengaruhi atau memimpin kami yang lebih kuat dan berkedudukan yang lebih tinggi daripada-mu. Coba tidak kerana kerabatmu yang kami segani dan hormati, niscaya engkau telah kami rajam dan sisihkan dari pergaulan kami."


Nabi Syu'aib menjawab: "aku tidak akan hentikan dakwahku kepada risalah Allah yang telah di amanahkan kepadaku dan janganlah kamu mengharapkan bahwa aku maupun para pengikutku akan kembali mengikuti agamamu dan adat-istiadatmu setelah Allah memberi hidayahnya kepada kami.

Pelindungku adalah Allah Yang Maha Berkuasa dan bukan sanad kerabatku, Dialah yang memberi tugas kepadaku dan Dia pula akan melindungiku dari segala gangguan dan ancaman. Adakah sanak saudaraku yang engkau lebih segani daripada Allah yang Maha Berkuasa?"


Sejak berdakwah dan bertabligh menyampaikan risalah Allah kepada kaum Madyan, Nabi Syu'aib berhasil menyadarkan hanya sebagian kecil dari kaumnya, sedang bahagian yang terbesar masih tertutup hatinya bagi cahaya iman dan tauhid yang diajar oleh beliau.


Mereka tetap keras kepala mempertahankan tradisi, adat-istiadat dan agama yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Itulah alasan mereka satu-satunya yang mereka kemukakan untuk menolak ajaran Nabi Syu'aib dan itulah benteng mereka satu-satunya tempat mereka berlindung dari serangan Nabi Syu'aib atas persembahan mereka yang bathil dan adat pergaulan mereka yang mungkar dan sesat.


Di samping itu jika mereka sudah merasa tidak berdaya menghadapi keterangan-keterangan Nabi Syu'aib yang didukung dengan dalil dan bukti yang nyata benar, mereka lalu melemparkan tuduhan-tuduhan kosong seolah-olah Nabi adalah tukang sihir dan ahli sulap yang ulung.


Mereka telah berani menentang Nabi Syu'aib untuk membuktikan kebenaran risalahnya dengan mendatangkan bencana dari Allah yang ia sembah dan menganjurkan orang menyembah-Nya pula.


Mendengar tantangan kaumnya yang menandakan hati mereka telah tertutup rapat-rapat bagi sinar agama dan wahyu yang ia bawa dan bahwa tiada harapan lagi akan menarik mereka ke jalan yang lurus serta mengangkat mereka dari lembah syirik dan kemaksiatan serta pergaulan buruk, maka bermohonlah Nabi Syu'aib kepada Allah agar menurunkan azab siksaan kepada kaum Madyan bahwa wujud-Nya serta menentang kekuasaannya untuk menjadi ibrah dan peringatan bagi generasi-generasi yang mendatang.


Allah Yang Maha berkuasa berkenan menerima permohonan dan doa Nabi Syu'aib, maka diturunkanlah lebih dahulu di atas mereka hawa udara yang sangat panas yang mengeringkan kerongkongan karena dahaga yang tidak dapat dihilangkan dengan air dan membakar kulit yang tidak dapat di obati dengan berteduh di bawah atap rumah atau pohon-pohon.


Di dalam keadaan mereka yang sedang bingung, panik berlari-lari ke sana ke mari, mencari perlindungan dari terik panasnya matahari yang membakar kulit dan dari rasa dahaga karena keringnya kerongkong tiba-tiba terlihat di atas kepala mereka gumpalan awan hitam yang tebal, lalu berlarilah mereka ingin berteduh di bawahnya.


Namun setelah mereka berada di bawah awan hitam itu seraya berdesak-desak dan berjejal-jejal, jatuhlah ke atas kepala mereka percikan api dari jurusan awan hitam itu diiringi oleh suara petir dan gemuruh ledakan dahsyat sementara bumi di bawah mereka bergoyang dengan kuatnya menjadikan mereka berjatuhan, tertimbun satu di bawah yang lain dan melayanglah jiwa mereka dengan serta-merta.


Nabi Syu'aib merasa sedih atas kejadian yang menimpa kaumnya dan berkata kepada para pengikutnya yang telah beriman:


"Aku telah sampaikan kepada mereka risalah Allah, menasehati dan mengajak mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar serta persembahan bathil mereka dan aku telah memperingatkan mereka akan datangnya siksaan Allah bila mereka tetap berkeras hati, menutup telinga mereka terhadap suara kebenaran ajaran-ajaran Allah yang aku bawa, namun mereka tidak menghiraukan nasehatku dan tidak mempercayai peringatanku. Karenanya tidak patutlah aku bersedih hati atas terjadinya bencana yang telah membinasakan kaumku yang kafir itu.'




Itulah sekilas kisah tentang perjuangan Dakwah Nabi Syu'aib As terhadap kaumnya.,

semoga kita dapat menjadikan ibrah dan semangat dalam ber Dakwah ,,


Wallahu alam bishowab.,,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bekam Sunnah (Home Care)

ABRA BEE (Madu Murni 100%)

LZ De'amour Skincare